Laboraboratorium penelitian dan pusat medis universitas di seluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia berlomba sangat cepat untuk menemukan vaksin yang efektif untuk virus korona COVID-19. Vaksin percobaan ini dirancang untuk menghasilkan respons imun yang kuat termasuk peningkatan produksi antibodi dan perlindungan yang akan bertahan lebih lama terhadap infeksi virus dan bakteri.
Universitas Nebraska adalah bagian dari yang dikejar secara global untuk perlindungan yang sangat dibutuhkan terhadap virus yang telah menyebabkan malapetaka terhadap ekonomi dunia, memaksa orang melakukan karantina sendiri dan yang telah menginfeksi jutaan orang. Sebagaimana negaranegara telah berusaha untuk mengendalikan penyebaran pandemi mematikan ini, salah satu keprihatinan yang lebih besar yang telah timbul adalah ketakutan bahwa putaran kedua COVID-19 mungkin menyerang dalam waktu singkat. Kekhawatiran ini telah menyebabkan peneliti menempatkan prioritas utama pada pengembangan vaksin secepat mungkin.
Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) sedang mengoordinasikan kerjanya dengan laboratorium-laboratorium, universitas-universitas, dan lembaga-lembaga penelitian dalam upaya yang dahsyat untuk menemukan vaksin. Mereka telah memulai pelajaran percobaan pertama mereka di Seattle, Washington. Saat ini sekitar dua per tiga dari peserta studi telah menemukan dosis pertama dari dua yang dibutuhkan. Empat puluh sukarelawan sehat di laboratorium penelitian Kansas City dan Universitas Pennsylvania juga telah memulai uji klinis menggunakan vaksin ini. Satu perusahaan farmasi me dis, Inovio, bekerja dengan para peneliti Tionghoa, juga segera memulai studi serupa di negara itu. Studi tahap awal ini adalah langkah pertama untuk melihat apakah vaksin itu tampak cukup aman untuk tes yang lebih besar yang diperlukan untuk membuktikan apakah vaksin itu akan melindungi dari virus.
Satu kelompok peneliti Amerika Serikat sedang mengadakan eksperimen jenis vaksin COVID-19 yang berbeda. Yang ini menyuntikkan serum vaksin ke lengan seperti tes kulit sederhana. “Ini adalah percobaan yang paling penting yang pernah kami lakukan,” demikian disampaikan Dr. John Ervin dari Pusat Riset Farmasi kepada Associated Press. Bahkan jika Penelitian berjalan dengan baik, diperkirakan akan membutuhkan waktu lebih dari setahun sebelum vaksin apa pun dapat tersedia secara luas. Puluhan vaksin potensial sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia, untuk pengujian proses diharapkan akan dimulai selama beberapa bulan ke depan.
“Hal baiknya adalah kita punya banyak kandidat,” kata Dr. Anthony Fauci, kepala penyakit menular NIH, selama acara podcast untuk Jurnal Asosiasi Medis Amerika. Salah seorang peneliti terdepan di bidang ini membuat pernyataan menarik: “Orang-orang sedang berdebar untuk melakukan percobaan ini.”
Orang-orang begitu takut dengan virus mematikan, yang menyebar cepat ini sehingga mereka ingin mendapatkan vaksin yang akan mencegah mereka tertular COVID-19. Meskipun pandemi ini telah menyebabkan ratusan ribu kematian di seluruh dunia, ada virus lain yang telah menyerang manusia yang bahkan lebih mematikan. COVID-19 dapat menghancurkan tubuh Anda, tetapi penyakit fatal ini dapat mengambil lebih daripada kehidupan fisik Anda. Yesus mengucapkan pernyataan luar biasa ini: “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka” (Matius 10: 28). Virus dosa jauh lebih mematikan daripada virus korona. COVID-19 dapat menghancurkan tubuh, tetapi dosa dapat menghancurkan tubuh dan jiwa kita. Setelah terinfeksi virus dosa, prognosisnya adalah kematian, kecuali jika vaksin dapat ditemukan. Bagaimanakah pandemi ini dimulai, dan apa solusi utama untuk masalah dosa?
Virus Lainnya yang Lebih Mematikan
Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya, tetapi ketika Adam dan Hawa mendengarkan suara si jahat di Taman Eden dan menyerah kepada pencobaannya, virus dosa ditularkan dari mereka ke keturunan mereka. Inilah sebabnya mengapa Nabi Yeremia menyatakan, “Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu” (Yeremia 17:9). Yesaya menambahkan, “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri” (Yesaya 53: 6). Dan apakah Anda ingat ratapan Rasul Paulus ketika dia berseru, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7: 24). Kita memiliki penyakit yang fatal. Mematikan tetapi sama seperti banyak orang dengan virus korona yang tidak menunjukkan gejala, kita berjalan berkeliling menyebarkan virus dosa kepada orang lain, bahkan kadangkadang tanpa kita sadari.
Ada banyak orang selama puncak epidemi СOVID-19 ini yang tampaknya tidak memiliki gejala awal. Mereka tidak menderita sakit tenggorokan atau demam. Mereka tidak mengalami kelelahan atau batuk. Mereka tampak normal tetapi berjalan di sekitar menginfeksi orang lain.
Terkadang orang-orang ini tidak pernah menunjukkan tanda-tanda penyakit atau hanya menunjukkan gejala ringan. Tetapi pada orang lain penyakit itu menyerang dengan hebatnya. Temperatur mereka naik, mereka menjadi kesulitan bernapas, tubuh mereka lemah. Mereka berjuang untuk hidup mereka. Upaya terbaik dari tenaga medis yang paling terkemuka tidak berdaya untuk menyelamatkan mereka. Tidak ada obat medis untuk virus korona, tetapi puji Tuhan ada obat untuk virus dosa.
Resep Dokter Ilahi
Ada Oknum yang bisa membebaskan kita dari cengkeraman dosa. Ketika Rasul Paulus berseru, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Dia tidak meninggalkan kita dengan pertanyaan tidak terjawab. Dia menjawab pertanyaan itu sendiri dengan penuh kemenangan menyatakan, “Syukur kepada Allah-oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (Roma 7: 24, 25). Ada Seorang Tabib yang memiliki obat untuk virus dosa. Yesus terjun ke dalam lumpur dosa ini untuk memenuhi tuntutan keadaan darurat. Dokter Ilahi memasuki arena urusan manusia dengan antibodi untuk membebaskan kita dari virus dosa. Dia datang ke lubang ular dunia yang jatuh ini dengan semua racunnya yang mematikan, bertemu dengan godaan Iblis secara langsung, dan menang. Dia memenuhi tuntutan hukum yang telah kita rusakkan. Dia mati untuk kematian kita, sehingga kita bisa menjalani kehidupan yang adalah milik-Nya. Salib menyatakan kepada seluruh alam semesta kedalaman yang harus diselami Kristus untuk menyelamatkan kita.
Mengenai Kristus, Kitab Suci menyatakan, “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (1 Petrus 2: 24). Salib Golgota mengungkapkan kasih di luar pemahaman manusia. Melihat Anak Allah yang tersalib kita dapat katakan bersama Rasul Paulus, Dia “mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2: 20). Anugerah Kristus itu tidak pantas, tidak semestinya, dan tidak dibayar. Yesus mati dalam kematian yang menyakitkan, yang seharusnya orang berdosa yang terhilang yang akan mengalaminya. Dia mengalami kepenuhan murka Bapa atau hukuman atas dosa. Dia ditolak agar kita bisa diterima. Dia mati untuk kematian kita sehingga kita bisa hidup dalam kehidupan-Nya. Dia memakai mahkota duri agar kita bisa mengenakan mahkota kemuliaan.
Dia dipaku dengan kesakitan di atas kayu salib supaya kita bisa memerintah di atas takhta dengan orang tebusan dari segala zaman. Dia mengenakan jubah penghinaan supaya kita bisa mengenakan jubah kerajaan selamanya.
Kagum dan takjub yang luar biasa, dalam kehinaan dan rasa bersalah kita, Yesus tidak menolak kita, Dia mengulurkan kasih untuk menerima kita. Dia adalah “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1: 29). Di kemah suci Perjanjian Lama domba yang akan mati mewakili tubuh Juruselamat kita yang rusak, memar, babak belur, dan berlumur darah. Sangat dipahami, korban-korban ini mengarah ke satu salib tua yang kasar. Itu semua berbicara tentang paku dan mahkota duri. Berbicara tentang penghinaan pengadilan, penderitaan di atas kayu salib, cemoohan tentara Romawi dan ejekan orang banyak. Juga berbicara tentang akibat dosa, kutukan hukum, dan keajaiban kasih karunia.
Salib berbicara tentang kasih yang sangat luar biasa, begitu menakjubkan, begitu Ilahi, sehingga lebih suka menerima kutukan, kesalahan, dan hukuman dosa pada diri sendiri daripada salah satu dari anak-anak-Nya hilang selamanya. Ada pernyataan berwawasan luas dalam Kerinduan Segala Zaman, sebuah buku yang mengungkapkan kedalaman pengorbanan Kristus. “Setan dengan penggodaannya yang ganas memedihkan hati Yesus. Juruselamat tidak dapat melihat melalui pintu kubur. Harapan tidak menunjukkan kepada-Nya tentang keluar-Nya dari kubur sebagai seorang pemenang, atau mengatakan kepada-Nya tentang penerimaan Bapa akan pengorbanan itu. Ia khawatir jangan-jangan dosa sangat mengerikan pada pemandangan Allah sehingga perpisahan Mereka akan kekal. Kristus merasakan kesengsaraan yang akan dirasakan oleh orang berdosa bila kemurahan tidak lagi memohon untuk umat manusia yang bersalah. Perasaan akan dosa, yang membawa murka Bapa ke atas-Nya sebagai pengganti manusia, itulah yang menjadikan cawan yang diminum-Nya sangat pahit, dan menghancurkan hati Anak Allah” (Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 404, 405).
Ini adalah kisah anugerah. Ini adalah kisah kasih Juruselamat yang tidak terukur. Ini adalah kisah tentang Yesus yang sangat mengasihi kita sehingga Dia lebih suka mengalami neraka itu sendiri daripada salah satu dari kita hilang. Ini adalah kisah kasih yang tak terbatas, tak terduga, tak bisa dipahami, abadi, tanpa akhir, dan tak terbatas, yang merindukan kita untuk bersama-Nya selamanya. Itu adalah kisah tentang Anak Allah yang bersedia untuk menerima rasa bersalah, penghukuman, dan konsekuensi dari dosa kita, dan untuk dipisahkan dari Bapa-Nya selamanya, jika itu yang diperlukan untuk menyelamatkan kita. Kematian Kristus di kayu salib membebaskan kita dari penghukuman dosa, kesalahan, rasa malu, dan hukuman akhir. Darah Kristus yang tercurah adalah satu-satunya vaksin yang efektif untuk virus dosa. Namun kisah itu tidak berakhir di salib. yang Ilahi
Yesus Hidup
Jika Yesus mati dan tidak pernah bangkit lagi, Dia akan menjadi martir untuk tujuan yang baik. Jika Dia tidak pernah menaklukkan kuburan, harapan apakah yang akan kita miliki tentang hidup yang kekal? Dibutuhkan Kristus yang mati dan Kristus yang hidup untuk menebus kita. Kristus yang telah bangkit membebaskan kita dari cengkeraman dosa. Kuasa dosa dalam hidup kita telah hancur. Dosa tidak lagi menahan kita dalam cengkeramannya. Ada kuasa yang lebih kuat dari pengaruh sifat yang kita warisi, lingkungan kita, atau kesalahan , masa lalu kita; itu adalah kuasa dari Kristus yang hidup, bangkit dari kematian, mengubah hidup kita. Jika kuburan Kristus tidak kosong, hidup kita tidak bisa penuh. Jika tubuh-Nya masih di dalam kubur, tidak akan ada jaminan bahwa tubuh kita dapat meninggalkan kubur. Jika Dia tidak dibangkitkan, kita akan memiliki sedikit harapan terhadap kebangkitan.
Inilah berita yang sangat bagus: Bukti literal, kebangkitan tubuh Kristus kuat. Dalam Injil Matius kita membaca, “Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: “Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah ti ga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama.
“Kata Pilatus kepada mereka: ‘Ini penjaga-penjaga bagi mu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya? Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya” (Matius 27: 62–66).
Ingatlah bahwa Matius adalah pemungut cukai, jadi kita dapat mengharapkannya menjadi sangat rinci. Perhatikan ka ta-kata Pilatus: “Buatlah kuburan itu seaman yang engkau tahu.” Berikut ada empat poin penting dalam perikop ini.
- Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi gelisah tentang Kebangkitan Kristus.
- Pilatus memerintahkan seorang penjaga Romawi untuk mengawasi kubur itu.
- Sebuah batu besar digulingkan di atas pintu masuk kubur.
- Segel Romawi mengamankan kubur itu.
Seorang penjaga Romawi, prajurit-prajurit tangguh dan teruji perang ditempatkan untuk menjaga kubur itu. Konti ngen prajurit Romawi ini sangat terhormat untuk melindungi makam. Protokol militer Romawi menuntut kesetiaan pada tugas yang diberikan. Setiap penyimpangan dari kesetiaan absolut dan kegagalan untuk menyelesaikan misi yang ditugaskan dapat dihukum mati. Lalu kita memiliki masalah meterai Romawi. Para prajurit menempelkan meterai Romawi di makam yang dimaksudkan untuk mencegahnya dari upaya merusak kubur itu. Meterai itu ada untuk kekuatan dan otoritas Kekaisaran Romawi. Siapa pun yang mencoba memindahkan batu dari pintu masuk makam akan merusak segel dan dengan demikian menimbulkan murka hukum Romawi. Orang Romawi memerintah Yerusalem dengan tangan besi dan tidak menoleransi setiap tantangan terhadap otoritas Roma.
Dapatkah pikiran logis mana pun berpikir bahwa para murid akan menantang otoritas Roma setelah pemerintah Romawi membunuh Yesus? Di mana para murid saat itu? Mereka meringkuk ketakutan Di ruang atas. Petrus baru saja tiga kali menyangkal Tuhannya. Pada salib murid-murid meninggalkan Yesus dan melarikan diri. Tidak masuk akal untuk berpikir bahwa murid-murid yang tidak setia ini akan memiliki keberanian untuk merusak meterai Romawi. Lalu ada masalah batu yang pindah. Dalam Yohanes 20: 1 Alkitab mencatat, “Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.” Makam kuno pada saat itu adalah lebar sekitar empat kaki dan tinggi lima kaki. Para arkeolog telah menemukan sejumlah makam di sekitar Yerusalem. Biasanya, salah satunya batu nisan beratnya sekitar dua ton. Itu akan ditempatkan di alur di depan dari pintu masuk ke makam dan digulingkan ke tempatnya oleh tuas untuk mengamankan makam. Sering kali jalurnya tidak rata, jadi batu bundar itu digulingkan dengan hati-hati ke tempatnya yang sedikit agak miring. Setelah makam itu aman, sangat sulit untuk memindahkan batu itu, karena Anda harus menggulingkannya kembali.
Josh McDowell membuat satu poin bagus ketika dia menegaskan bahwa, “sangat banyak tindakan pengamanan diambil pada persidangan, penyaliban, penguburan, pemakaman, pemeteraian, dan penjagaan makam Kristus sehingga menjadi sangat sulit bagi para kritikus untuk mempertahankan posisi mereka bahwa Kristus tidak bangkit dari kematian.”
Di mana para murid ketika Maria pertama kali mendekati kubur? Mereka bersembunyi di ruang atas takut kalau-kalau mereka akan diburu dan selanjutnya dibunuh. Salah satu bukti terbesar kebangkitan Kristus adalah transformasi dalam kehidupan para murid ketika mereka dengan kuat mengumandangkan kebangkitan-Nya. Ke mana mereka pergi pertama? Mereka kembali ke Yerusalem tempat mereka melarikan diri. Akhirnya semua murid ini kecuali Yohanes mati sebagai martir. Yakobus dipenggal. Petrus disalibkan terbalik. Adalah tidak masuk akal untuk berpikir bahwa kelompok murid ini akan mati untuk kebohongan yang telah mereka buat sendiri.
Sejarawan Paul Maier mengamati bahwa “jika semua bukti ditimbang hati-hati dan adil, itu memang dapat dikatakan benar, menurut kanon penelitian sejarah, untuk menyimpulkan bahwa makam Yusuf dari Arimatea tempat Yesus dikuburkan, adalah benar-benar kosong pada pagi Paskah pertama. Dan tidak ada sedikit pun bukti yang ada ditemukan dalam sumber-sumber sastra epigrafi atau arkeologi yang mau membantah pernyataan ini.
Banyak Saksi
Ada banyak saksi kebangkitan Kristus yang memberikan kesaksian bahwa Dia hidup. Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena di makam. Dia menampakkan diri kepada para wanita yang datang untuk meminyaki tubuh-Nya ketika mereka sedang dalam perjalanan dari makam itu. Dia muncul kepada dua murid di Jalan Emaus. Dia menampakkan diri kepada 10 dari 11 murid-murid di ruang atas pada Minggu malam dan pula kepada Thomas dan para murid. Dia menampakkan diri kepada 500 orang percaya yang berkumpul bersama di lereng bukit Galilea sebelum kenaikan-Nya ke surga. Mereka melaporkan bahwa Dia menampakkan diri kepada mereka selama periode 40 hari. Paulus sang rasul menceritakan bahwa Yesus menampakkan diri kepada lebih dari 500 pengikut-Nya pada suatu waktu, mayoritas dari mereka saat itu masih hidup dan dapat membenarkan apa yang ditulis Paulus.
Kebenaran Kebangkitan yang Mengubah Hidup
Alkitab sering memberikan pelajaran yang mendalam dengan istilah sederhana. Injil Matius hanya menyatakan, “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu” (Matius 28: 1).
Kita berhenti sejenak untuk merenungkan pentingnya bagian ini. Pikirkan tentang para murid yang memikirkan Sabat. Mereka kecewa, patah semangat, dan putus asa. Harapan mereka telah sirna seperti bayangan. Petrus dan Yohanes telah meninggalkan bisnis perikanan mereka yang makmur untuk mengikuti-Nya. Mereka telah mempertaruhkan masa depan dan kekayaan mereka pada pengkhotbah Yahudi keliling dari Nazaret ini. Tetapi bagaimana sekarang? Apakah masa depan mereka? Yesus sudah mati.
Matius telah mempertaruhkan seluruh kariernya untuk mengikuti Yesus. Dia punya sebuah posisi aman sebagai pemungut pajak. Sekarang dia tidak bisa kembali ke pekerjaan yang sebelumnya, dengan semua ejekan yang telah dia alami. Kariernya sebagai pemungut pajak sudah berakhir. Seperti apa masa depannya pada waktu jam-jam Jumat malam dan Sabat?
Dan pikirkan tentang Maria, wanita ini dari Magdala. Dia seorang wanita dengan reputasi buruk yang telah menemukan pengampunan, belas kasihan, dan rahmat dalam Kristus. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia telah menemukan Seseorang yang mengasihi dia dengan kasih yang murni, tidak egois, Ilahi. Dia telah mengusir setan dari hidupnya yang telah menyiksanya begitu lama. Di dalam-Nya dia telah menemukan sebuah harapan baru. Di dalam-Nya dia telah menemukan alasan untuk hidup. Di dalam-Nya dia memiliki tujuan baru. Di dalam-Nya dia memiliki masa depan hari ini, esok, dan selama-lamanya.
Tetapi sekarang Dia sudah mati. Terakhir kali dia telah melihat tubuh-Nya, rusak, memar, dan berlumur darah. Dia telah berpaling dalam kesedihan dan dukacita yang mendalam atas penyaliban-Nya. Dia tidak tahan melihat darah yang merah tebal menyembur dari tangan-Nya atau wajah-Nya yang diwarnai darah. Dia tidak bisa tahan melihat kesedihan di mata-Nya atau tubuh-Nya yang tersiksa. Dia tidak tahan dengan kengerian itu semua.
Mari kita bergabung dengan Maria dan teman-temannya saat mereka sedang menuju kuburan untuk membalsem tubuh Kristus. Saat itu matahari terbit. Kegelapan memudar. Beberapa hari terakhir adalah hari kesedihan yang dalam dan kekecewaan. Harapan mereka telah pupus seperti botol terlempar ke dinding dan pecah menjadi ribuan potong. Para murid mengasingkan diri di ruang atas, takut pergi, bimbang akan masa depan mereka. Selama pandemi СOVID-19 jutaan orang menderita terikat di rumah mereka dalam karantina sendiri, benar-benar ketakutan untuk pergi.
Pertimbangkan Maria ketika dia mendekati makam. Kematian Kristus telah menghancurkan harapan mereka dan menghancurkan impian mereka. Pemikiran apakah yang sudah melintasi pikirannya? Dia pasti bertanya-tanya dalam hati, sepertinya tidak masuk akal peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir. Dia pasti telah linglung, bingung, dan terpana dengan apa yang telah terjadi selama 48 jam terakhir, namun ia melangkah dengan iman untuk membalsem tubuh-Nya.
Tidak semua pertanyaan para wanita itu terjawab. Mereka bingung tentang banyak peristiwa yang terjadi akhir pekan itu dan pastinya tidak tahu bagaimana mereka akan memindahkan batu besar yang menyegel kubur itu. Para penjaga Romawi tentu saja tidak akan pernah merusak segel Romawi pada kubur itu dan membukanya untuk mereka. Mereka tidak tahu bagaimana masalahnya akan terpecahkan, tetapi ini yang mereka tahu: mereka memiliki tugas untuk dilakukan, dan mereka akan meninggalkan selebihnya pada Tuhan. Anda tidak harus memiliki semua jawaban untuk melakukan apa yang Tuhan tempatkan di dalam hati Anda untuk dilakukan.
Iman tidak berarti Anda melihat; hal itu berarti Anda percaya. Iman bukan mengetahui; itu adalah kepercayaan. Iman tidak memiliki semua jawaban; itu adalah memiliki keyakinan bahwa Tuhan masih mengasihi saya dan sedang mengerjakan segala sesuatu yang terbaik untuk saya ketika saya tidak mengerti. Ingat ayat pertama dalam Matius 28? “Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu.” Inilah kebenaran kekal. Setelah kegelapan, Matahari selalu terbit. Malam berubah menjadi siang hari. Di saat Anda berada dalam kegelapan yang paling dalam, Yesus yang adalah Matahari kebenaran akan bangkit dalam hidup Anda. Anda tidak perlu mengerti. Hanya percaya. Percaya bahwa Dia peduli. Percayalah bahwa Dia mengasihi Anda. Percaya Dia memiliki yang terbaik untuk Anda. Percayalah bahwa dalam terang kebangkitan Kristus, Matahari akan terbit kembali untuk Anda. Dia adalah terang dunia dan akan mengusir kegelapan.
Ada perputaran yang aneh dalam kisah Kebangkitan. Kita menemukannya dalam Yohanes 20:11-17. “Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis.” Dua malaikat itu bertanya, “Ibu, mengapa engkau menangis?” Dia menjawab, karena “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana [untuk menemukan Dia]” Sementara dia mengatakan ini, dia berbalik dan melihat Yesus, tetapi tidak mengenali Dia. Ada banyak orang yang merasa bahwa mereka tidak tahu di mana atau bagaimana menemukan Yesus. Yang menarik adalah ini: Maria mencari Yesus, dan Dia berdiri tepat di sampingnya. Pengalamannya mengingatkan kita akan janji Allah dalam Ibrani 13: 5, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Dan janji dalam Yesaya 41: 10, “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku.”
Melalui air matanya dia tidak melihat Yesus ada di sana. Di manakah Kristus ketika tampaknya Anda tidak dapat menemukan-Nya? Di manakah Yesus ketika kehidupan rohani Anda telah gersang dan Anda bertanya-tanya ke mana Dia pergi? Dia ada di sana di sisi Anda untuk memperkuat Anda, untuk mendorong Anda, dan untuk memberi Anda harapan. Tampaknya agak aneh bahwa Yesus tidak muncul pertama kali kepada Petrus, Yakobus, Yohanes, atau Matius. Mengapa Yesus menampakkan diri kepada Maria? Maria memiliki kebutuhan terbesar. Yesus selalu bersama kita tetapi pada masa-masa kebutuhan terbesar kita Dia sangat dekat. Inilah pelajaran pertama yang mengubah hidup dari kisah Kebangkitan: Bersukacitalah! Kristus telah bangkit! Pagi telah tiba. Kegelapan hilang. Harapan telah terbit.
Ada kebenaran kekal kedua yang tidak bisa kita lewatkan. Kubur itu kosong. Kematian telah hilang. Hidup telah menang. Setan tidak dapat menahan Yesus di tanah. Kebangkitan Kristus menunjukkan kepada kita hari bahwa Yesus akan datang kembali dan orang mati yang kita kasihi akan dibangkitkan juga. Anda mungkin baru saja kehilangan orang yang dikasihi. Seperti Maria, mata Anda dipenuhi dengan air mata, hati Anda juga hancur, kesedihan Anda sangat dalam, tetapi kebangkitan berbicara tentang harapan. Itu berbicara tentang dorongan semangat. Itu berbicara tentang kehidupan baru. Yesus memiliki penangkal virus dosa. Dia mati untuk kita. Dia hidup untuk kita. Dia akan datang lagi untuk kita.
Setiap kali Yesus menghadapi kematian dalam Perjanjian Baru, kematian kalah, dan Yesus menang. Yesus menghadapi maut langsung di rumah Yairus, penguasa rumah-rumah ibadat. Ketika dia mengucapkan perkataan, “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” (Markus 5: 41). Kematian kehilangan cengkeramannya di hadapan Kristus yang hidup. Lagi di kubur Lazarus, di hadapan Kristus yang telah bangkit, kematian hilang, dan Yesus menang. Kuburan tidak dapat menahan sahabat Yesus ketika Guru itu bersabda, “Lazarus, marilah ke luar!” Kematian dikalahkan dan Lazarus datang keluar dari kubur hidup-hidup (Yohanes 11: 43). Dan di kuburan Kristus, ketika kebangkitan pada waktu pagi itu, kematian telah dikalahkan.
Di kuburan Kristus pada pagi hari kebangkitan itu, musuh terakhir dikalahkan. Di kuburan Kristus pada pagi itu senjata terbesar Iblis dihancurkan. Kematian dikalahkan. Sekarang jantung kita bisa berdetak dengan harapan. Kata-kata Rasul Paulus bergema menyusuri koridor waktu: “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia; kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah-dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah” (1 Korintus 15: 51, 52). Kebangkitan Yesus adalah jaminan kekal bahwa mereka yang telah percaya kepada-Nya dan telah diubah oleh kasih karunia-Nya, suatu hari akan dibangkitkan ketika Dia kembali untuk membawa kita pulang.
Di kuburan Kristus, kebangkitan pada pagi itu, nasib kekal kita dimeteraikan, karena tanpa kebangkitan, kehidupan kekal yang dijanjikan Kristus tidak bisa diwujudkan. Inilah alasan utama para penulis Perjanjian Baru menempatkan penekanan berulang-ulang pada Kebangkitan. Mereka menyebutkannya ratusan kali. Pada pagi hari kebangkitan itu 2.000 tahun yang lalu Kristus menang atas Iblis. Hidup menang atas kematian. Iman menang atas ketakutan. Harapan menang atas keputusasaan. Sukacita menang atas kesedihan. Inilah saatnya bersukacita. Kristus telah bangkit. Kematian telah kehilangan kendali atas kita dan suatu hari nanti Yesus akan datang untuk membawa kita pulang.
Penulis : Mark Finley
Beliau pernah menjadi pembicara dan Direktur It Is Written. Telah menulis lebih dari 70 buku dan telah berkeliling dunia sebagai evangelis international.