Salah satu tantangan terbesar dalam hubungan apa pun adalah ketika orang yang kita ajak bicara tidak mendengarkan! Ini bisa sangat menjengkelkan ketika kita berusaha keras untuk membuat orang lain mengerti dan bahasa tubuh mereka berteriak, “Saya tidak peduli apa yang Anda katakan.”
Orang tua mengeluh bahwa anak-anak mereka tidak pernah mendengarkan, guru menjadi frustrasi ketika siswa tidak memperhatikan, dan pasangan terkadang merasa bahwa pasangannya tidak mendengarkan.
Jika kita sedang berbicara dengan seseorang dan kita sering merasa seolah-olah sedang berbicara dengan “dinding”, biasanya tidak akan lama hubungan itu mulai runtuh.
Komunikasi adalah yang paling penting dalam setiap hubungan yang sehat – terutama hubungan kita dengan Tuhan. Jika kehidupan doa kita tampak berat sebelah, kita akan mengalami kesulitan membedakan suara Tuhan. Untuk memiliki hubungan yang dekat dengan-Nya, kita tidak bisa menjadi orang yang melakukan semua pembicaraan.
Alkitab berkata dalam Markus 7:14, Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah.
Tuhan ingin kita menyerap semua yang Dia katakan kepada kita. Tetapi untuk mendengarkan suara-Nya, kita perlu “mendengar dengan hati kita.” Seringkali kita membuka Alkitab dan ketika Allah melalui firman-Nya mengatakan sesuatu apa yang tidak kita inginkan maka kita mulai menafsirkan keinginan Tuhan berdasarkan keinginan kita. Amsal 12:15 mengatakan, Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.
Menjadi pendengar yang baik bisa membuat si pembicara merasa dihargai, diprioritaskan, dan tidak diremehkan. Komunikasi kita tidak hanya sebatas di permukaan saja, tapi kita juga terbuka pada hal-hal yang sulit dibicarakan.
Memang tidak mudah menjadi seorang pendengar yang baik. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan antara lain : Jangan sering menginterupsi, jangan meremehkan atau merendahkan pasangan bicara, cukup dengarkan dan tidak perlu menceramahi, bersikaplah tenang, terlibatkan dalam percapakan pada waktu yang tepat, dengarkan dan pahami dengan sungguh-sungguh.
“Biarlah imanmu disokong oleh Firman Allah. Peganglah dengan teguh kesaksian yang hidup akan kebenaran. Berimanlah kepada Kristus sebagai Juruselamat pribadi. Ia sudah dan akan tetap menjadi Batu Zaman kita.“ Ellen G. White, Ev 362 (1905).
Hari ini, perkuat hubungan kita dengan mendengarkan Tuhan melalui Firman-Nya, dan berbicara kepada-Nya melalui doa. Ketika kita berkomunikasi dengan Tuhan, ingatlah untuk “mendengar dengan hati kita.”
Tuhan memberkati.