Selain keputusan kita untuk mengikuti Yesus, salah satu keputusan terpenting yang akan kita buat selama hidup kita adalah memilih pasangan. Memilih pasangan hidup memang tidak semudah membalik telapak tangan, karena pasangan kita itu adalah seseorang yang akan menemani kita di sebagian besar sisa hidup kita. Menemukan pendamping yang tepat bisa menjadi pencarian yang panjang dan penuh kejutan. Bagi sebagian orang, itu sangat melelahkan sehingga banyak yang menyerah untuk mendapatkan yang seiman.
Proses memilih pasangan hidup harus dilakukan secara hati-hati dan penuh kecermatan.
Berpacaran dengan santai, tidak sungguh-sungguh dan hanya untuk senang-senang hanya akan membuang-buang waktu untuk menemukan “kecocokan yang ideal”. Sementara yang lain menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial untuk mengetahui, menyelidiki dan menemukan orang yang tepat yang sebenarnya justru sangat tidak efektif karena seringkali media sosial penuh dengan kebohongan.
Cara terbaik untuk menemukan bahwa “seseorang yang spesial” bukanlah aplikasi kencan, pergi ke tempat nongkrong, atau dikomunitas-komunitas lainnya. Untuk menemukan pasangan kita, kita perlu berbicara dengan Tuhan sebagai Mak comblang terbaik dari semuanya. Alkitab berkata dalam Mazmur 32:8, Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu.
Mari kita berdoa agar Tuhan membawa orang yang tepat ke dalam hidup kita. Orang yang Tuhan pilihkan untuk kita jauh lebih baik daripada yang kita “pikirkan” untuk kita inginkan. Kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah kita tidak sabar karena takut nanti semakin tua dan tidak mendapat pasangan dalam hidup kita. Tetapi menikah dengan orang yang salah jauh lebih buruk dan menderita daripada tidak menikah. 2 Korintus 6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
Alkitab tidak mengatakan kita “harus” menikah. Faktanya, banyak orang memilih untuk menjadi lajang dan sangat bahagia dan puas. Memilih antara pernikahan atau tidak menikah bukanlah masalah benar atau salah, itu murni pilihan hidup masing-masing orang. Raja Salomo menuliskan dalam Amsal 4:23 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Tuhan hanya ingin kita memiliki kehidupan yang penuh sukacita dan bahagia tanpa atau dengan pasangan hidup.
Hari ini, biarlah kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan meminta Tuhan menuntun, menasehati dan menunjukkan jalan terbaik untuk satu keputusan penting yang akan kita jalani khsusnya dalam memilih pasangan hidup.
Tuhan memberkati.