
𝐑𝐈𝐍𝐆𝐊𝐀𝐒𝐀𝐍
ℙ𝕖𝕝𝕒𝕛𝕒𝕣𝕒𝕟 𝕊𝕖𝕜𝕠𝕝𝕒𝕙 𝕊𝕒𝕓𝕒𝕥
Ke-4, Tw.I
Rabu, 19 Januari 2022
Ibrani 2:10
Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah — yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan —, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.
Yesus adalah “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah” [Ibr. 1: 3] dan bahwa Dia tidak berdosa, tidak bernoda, tidak tercemar, dan suci [Ibr. 4:15, Ibr. 7:26-28, Ibr. 9:14, Ibr. 10: 5-1 0]. Jadi, apa arti ungkapan bahwa Allah menjadikan Yesus “sempurna melalui penderitaan”?
- Yesus “disempurnakan” melalui penderitaan untuk menjadi Pemimpin bagi keselamatan kita [Ibr. 2: 10]. Yesus harus mati di kayu salib sebagai korban agar Bapa dapat memiliki sarana yang sah untuk menyelamatkan kita. Yesus adalah satu-satunya korban persembahan yang sempurna. Sebagai Tuhan, Yesus bisa menghakimi kita; tetapi, karena pengorbanan-Nya, Yesus juga dapat menyelamatkan kita.
- Yesus belajar ketaatan melalui penderitaan [Ibr. 5:8]. Ketaatan diperlukan untuk dua hal. Pertama, penurutan membuat pengorbanan-Nya dapat diterima [Ibr. 9:14, Ibr. 10: 5-10]. Kedua, penderitaan-Nya memungkinkan Dia menjadi teladan kita [Ibr. 5: 9]. Yesus “belajar” ketaatan karena Dia tidak pernah mengalami sebelumnya. Sebagai Allah, siapa yang harus Dia taati? Sebagai Anak yang kekal, dan satu dengan Allah, Dia ditaati sebagai penguasa alam semesta. Oleh karena itu, Yesus tidak berkembang dari ketidaktaatan menjadi ketaatan, tetapi dari kedaulatan dan kekuasaan menuju kepatuhan dan ketaatan. Anak Allah yang ditinggikan menjadi Anak Manusia yang taat.
- Penderitaan mengungkapkan Yesus sebagai Imam Besar yang penuh belas kasihan dan setia [Ibr. 2: 17,18]. Penderitaan tidak membuat Yesus lebih berbelas kasihan. Sebaliknya, karena belas kasihan Yesuslah Dia dengan sukarela mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita sejak awal [Ibr. 10:5-10; Rm. 5: 7, 8]. Namun, melalui penderitaan itulah realitas kasih persaudaraan Yesus benar-benar diungkapkan dan dinyatakan.
Dengan demikian kita mengerti bahwa Yesus mengalami proses “penyempurnaan” yang menyediakan Dia sarana untuk menyelamatkan kita. Yesus diperlengkapi untuk menjadi Juruselamat kita
Jika Yesus yang tidak berdosa menderita, kita sebagai orang berdosa pasti akan menderita juga. Namun, dibalik semua penderitaan, kita memiliki harapan dan jaminan untuk kehidupan yg lebih baik dari Tuhan Yesus yg mengasihi kita.