Kebanyakan kita mengaku Kristen tetapi tidak benar-benar memahami maksud kekristenan yang sebenarnya. Kita mempunyai “cinta” kepada Tuhan, namun tidak memahami konsep menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama mereka. Ketika kita jatuh cinta kepada Yesus, idealnya kita menjadikan Dia yang pertama dalam hidup kita, bukan yang kedua, ketiga, atau keempat. . . tapi nomor satu!
Jatuh cinta kepada Tuhan adalah mendahulukan Tuhan sebelum orang tua kita, pasangan kita, dan bahkan anak-anak kita. Tuhan ingin kasih kita kepada-Nya melampaui segalanya dan orang lain, termasuk diri kita sendiri! Jika kita tidak mau menyangkal diri sendiri, kita belum bisa menjadi orang Kristen. Hanya ada dua pilihan kita jadi budak dosa atau budak Kristus. Sederhananya. . . kita tidak bisa mengabdi pada dua tuan, kita harus memilih siapa yang akan kita layani. Matius 6:24 mengatakan kepada kita, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Jika kita memilih untuk menjadi pencinta dosa, hidup kita akan berakhir dengan kehancuran, namun jika kita memilih menjadi budak Kristus akan memberi kita kehidupan kekal.
Poin penting disini adalah kehidupan seorang Kristen yang berserah diri adalah kehidupan yang sulit. Setan akan mencoba segala cara untuk mematahkan semangat kita dengan upaya yang sangat serius untuk memisahkan kita dari Yesus. Akan ada saatnya kita merasa kesepian, teraniaya, diejek, dan dicap gagal, namun jangan menyerah. Tetap setia pada keyakinan dan kesetiaan kita kepada Kristus dan karena ada upah yang besar bagi yang bertahan di dalam Tuhan. Di sisi lain, jika kita suka menjalani hidup dalam dosa dan ingin mempertahankan segala sesuatu sebagaimana adanya, kita bukanlah seorang Kristen, hanya seorang petobat palsu.
Keengganan untuk bertobat dengan sungguh-sungguh akan membuat kita kehilangan keselamatan. Beberapa orang beralasan, “Aku akan masuk surga karena aku orang baik”, “Aku tidak melanggar hukum apa pun”, atau “Tuhan mengetahui hatiku”, namun Tuhan tidak akan mendengarkan alasan kita. Tanpa hati yang berserah diri, kita tidak hanya akan mengalami kehidupan yang menyedihkan di bumi ini, tetapi juga di bumi yang akan datang, karena kita tidak akan berada di sana.
Hari ini, serahkan seluruh hati kita kepada Yesus, dengan menjadikan Dia “nomor satu” dalam hidup kita. . . hari ini dan setiap hari!
Tuhan Memberkati