Pada tahun 2004, Adidas mengampanyekan produk sepatu sport besutannya dengan tagline “Impossible is nothing”. Semboyan dagang itu terinspirasi dari sang legendaris tinju, Muhammad Ali. Dia sendiri menjadi bintang utama dari kampanye tersebut bersama dengan atlet-atlet terkenal lainnya, seperti David Beckham, Tracy McGrady, lan Thorpe, Laila Ali, dan Zinedine Zidane. Filosofis di balik slogan dagang itu menggambarkan semangat para atlet yang berjibaku di medan lapangan untuk melangkah lebih jauh, membuat terobosan baru, dan melampaui batas kemampuannya.
Semboyan “impossible is nothing” sengaja dilekatkan dengan dunia olahraga untuk memotivasi para atlet dalam membangun kepercayaan diri bahwa tak ada kendala apa pun untuk menjadi yang terbaik.
Beberapa figur atlet dipilih oleh Adidas untuk memaknai semboyan ini. Lionel Messi salah satunya adalah contoh yang sempurna. Dengan tinggi badan yang relatif pendek untuk ukuran orang Eropa, Messi diragukan menjadi pesepak bola andal. Namun, dia menghempas semua keraguan itu dengan prestasi yang ditorehnya di lapangan hijau. Messi menjadi lawan tangguh yang disegani dan mengangkat nama klub yang menaunginya.
Dalam kehidupan di luar dunia olahraga, semboyan “tak ada yang mustahil” pun menjadi spirit maju untuk melampaui batas. Setiap insan dirancang dan diciptakan Tuhan untuk menjadi pemenang. Bahkan kodrat sebagai pemenang sudah Tuhan tentukan saat dalam proses pembuahan di dalam rahim. Hanya sperma super yang berhasil membuahi sel telur yang kelak akan bertumbuh menjadi janin. Bibit menjadi pemenang sudah Tuhan tanamkan sejak awal penciptaan manusia. Kejadian 1: 26-27 berfirmanlah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikanikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Alkitab mencatat kisah-kisah kemustahilan di mata manusia yang menjadi sebuah kenyataan melalui pertolongan Tuhan. Ketika Musa mengawal bangsa Israel menuju Tanah Kanaan, banyak rintangan yang harus dilalui, tetapi mukjizat Tuhan dinyatakan. Allah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya (Kisah Para Rasul 7: 36).
Ada pandangan sembrono bahwa orang yang lahir dari keluarga hebat akan menjadi orang hebat juga, keturunan dari keluarga sukses akan menjamin masa depan yang sukses. Dengan kata lain akan muncul juga anggapan bahwa seorang anak yang terlahir dari keluarga miskin kelak akan menjadi orang miskin juga, dari orang tua penjahat akan lahir penjahat juga bahkan mungkin akan lebih jahat dari generasi sebelumnya. Orang dunia bahkan berani menentukan nasib manusia berdasarkan fisik seseorang. Orang cacat mustahil dapat hidup sukses, manusia “kere” sulit untuk berhasil. Sebuah preasumsi yang gegabah dan sangat sinis.
Nick Vujicic adalah seorang penginjil dan motivator yang berasal dari Australia. Orang tuanya benarbenar hancur hati melihat bayi pertama mereka lahir tanpa tangan dan kaki. Langit terasa gelap dan runtuh, sang ibu tak sanggup membayangkan harus membesarkan anak tuna daksa. Ayah Nick berminggu-minggu tak sanggup menggendong anaknya bahkan mendekat pun tak mau. Sang ibu merawat anak bayi itu dalam tangis dan terus bertanya kepada Tuhan, “Why you so cruel and heartless to us, God?” “”
Tahun berganti tahun, Nick bertumbuh seperti anak seusianya. Semakin besar semakin tampak ketampanannya. Anak tanpa kaki dan tangan itu sangat ceria. Dia selalu ingin bermain bersama teman-teman normal lainnya. Syukurnya, teman-temannya tak keberatan bermain bersama Nick. Mereka selalu melibatkan Nick pada peran-peran permainan yang mampu dilakukannya. Nick yang selalu ceria tak pernah bertanya akan kondisi tubuhnya. Lambat-laun kepatahan hati orang tua itu sirna berganti dengan rasa syukur karena tanpa disadari keberadaan keluarganya teristimewa Nick Vujicic menjadi terang di lingkungan mereka.
Tahun-tahun berganti, Nick Vujicic menikmati keajaiban Tuhan dalam hidupnya. Lelaki cacat itu meraih dua gelar sarjana dari Universitas Griffith, Australia pada umur 21 tahun, akuntansi dan perencana keuangan. Dalam sepertiga umurnya, Nick menjadi silent motivator walaupun sesekali mendapat kesempatan menjadi pembicara untuk memotivasi teman-temannya. Pengalaman itu sangat menggugah hatinya, setelah lulus Nick membulatkan tekad untuk menjadi seorang motivator dan penginjil dengan target anak muda. Hingga saat ini, dia sudah berkhotbah di kurang lebih 50 negara di lima benua. Kampanye yang selalu disuarakannya adalah nothing impossible in God’s hand.
Semboyan “impossible is nothing” sengaja dilekatkan dengan dunia olahraga untuk memotivasi para atlet dalam membangun kepercayaan diri bahwa tak ada kendala apa pun untuk menjadi yang terbaik.
Daud dalam 1 Samuel 17 diceritakan sebagai seorang putra bungsu dari delapan anak laki-laki Isai memiliki tubuh kecil dan wajah kemerah-merahan. Tugas utamanya menggembala domba, sementara ketiga kakaknya, Eliab, Abinadab, dan Syama menjadi abdi negara mempertahankan hak bangsa Israel yang akan dirampas bangsa Filistin. Suatu ketika, Daud diperintahkan oleh ayahnya untuk mengantarkan gandum dan roti kepada ketiga kakak laki-lakinya yang bersiap untuk berperang melawan tentara Filistin. Ketika Daud sampai di perkemahan tentara, ia berlari ke barisan perang dan mencari kakak-kakaknya. Saat itu, Goliat, tentara raksasa Filistin maju ke depan dan mencemooh orang Israel. la menantang tentara Israel untuk bertarung melawan dirinya. Raksasa itu berkata bahwa tentara Filistin akan menjadi hamba Israel jika bisa membunuh Goliat. Namun jika Goliat menang, ia meminta tentara Israel untuk menjadi hamba orang Filistin.
Perkataan Goliat membuat tentara Israel ketakutan. Badan Goliat yang sangat besar juga pengalamannya dalam berperang semakin membuat gentar. Tentara Israel mundur teratur tak berani menerima tantangan itu. Mengalahkan Goliat adalah hal yang sangat mustahil. Berbeda dengan tentara lain, Daud tidak gentar sedikit pun. Daud justru berniat untuk mengalahkan raksasa Filistin tersebut. Lalu, dia membisikan keinginannya kepada beberapa prajurit. Sejumlah prajurit menyampaikan keinginan Daud kepada Saul, Raja Israel. Namun, Saul meragukan kemampuan Daud.
Daud tidak asal bicara, dia tidak sembrono saat mengutarakan niatnya untuk melawan Goliat.
“Kisah orang-orang zero menjadi hero, yang semula nothing menjadi something bukan isapan jempol atau hanya dongengdongeng belaka. Cerita-cerita motivasi diangkat untuk memecut kita.”
Dalam tugas penggembalaannya, Daud sering melawan binatang buas. Harimau, beruang, singa bukan sekali dua kali hendak menerkam dombanya. Daud yang kecil selalu banyak akal untuk menaklukkan binatang buas itu. Apa pun cara yang dipakainya, Daud meyakini Tuhan akan ada di belakangnya. Begitu pun dalam pertempurannya dengan Goliat, Daud sangat mengimani bahwa Allah sendiri yang akan membela bangsanya untuk menumbangkan Goliat.
Daud mengambil pengumban yaitu alat pelempar batu dan lima butir batu licin. Lalu, dia mendekati raksasa itu. Goliat mengejek Daud. Namun, Daud mengatakan, “Kamu datang dengan pedang, tetapi aku datang dengan nama Yahwe.”(1 Samuel 17: 45). Kemudian, dia menaruh sebutir batu pada pengumbannya, dan sambil berlari, dia melemparkan batu itu ke arah Goliat. Batu itu tepat mengenai dahi si raksasa itu. Goliat jatuh ke tanah dan langsung mati. Orang-orang Filistin pun ketakutan dan melarikan diri.
Dalam kehidupan ini, kita pun sering merasa kecil hati seperti tentara Israel. Hati kita dipenuhi pikiran,
1. “Mustahil aku bisa melalui tantangan itu.”
2. “Aku tak mungkin bisa sukses.”
3. “Hidupku ditakdirkan menjadi orang tak beruntung. berdiam dan terima takdir menunggu sampai Yesus datang.”
4. “Bahagia hanya untuk hidup orang lain bukan aku.”
5. “Hidup melarat adalah takdirku.”
Logika-logika apatis kita itu sesungguhnya sedang meniadakan peran Allah sebagai Jehova Jireh, Jehova Rapha, Jehova Maginnemu, dan Jehova Mephalti. Gantinya kita menjadi Allah bagi diri sendiri. Kita mengakui Allah tetapi tidak yakin akan kuasa-Nya. Kita perlu meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya la memberikan kepada kita Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. (Efesus 1: 17). Janji Tuhan akan mengubah sesuatu yang mustahil hanya berlaku bagi mereka yang melekat pada-Nya (Mazmur 91: 14). Orang yang melekat pada Tuhan akan setia berusaha walaupun hasilnya belum tampak di depan mata, selalu bertekun menunggu waktunya Tuhan. In His time, He makes all things beautiful.
Kisah orang-orang zero menjadi hero, yang semula nothing menjadi something bukan isapan jempol atau hanya dongeng-dongeng belaka. Cerita-cerita motivasi diangkat untuk memecut kita. Hidup tanpa motivasi ibarat kompor tanpa sumbu minyak, percikan api tak akan membuatnya menyala. Minyak adalah motivasi, sumbu adalah kerja keras dan keyakinan kita, dan api adalah Tangan Allah. When you feel “Impossible”, God will lead you to be “I’m possible.”
Oleh : Dr. Ariani Selviana Nadeak, M.Pd.,
Pemerhati dan praktisi pendidikan, juga mengajar di beberapa universitas swasta di Jakarta dan sebagai dosen tetap di Jilin Internatinal Studies University, RRT.