SABAT PETANG
26 Februari 2022
Bacalah untuk Pelajaran Pekan Ini: Ibr. 9: 24; Kel. 19: 3, 4; Ibr. 12: 18-21; Im. 16: 1, 2; Ibr. 10: 19-22; Kol 3: 1.
Ayat Hafalan: “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita” (Ibr. 9: 24).
Ketika para murid kembali dari Bukit Zaitun, tepat setelah Yesus naik ke surga, mereka dipenuhi dengan sukacita dan kemenangan. Guru dan Sahabat mereka telah naik ke posisi kekuasaan atas dunia dan telah mengundang mereka untuk mendekati Allah dalam nama-Nya dengan keyakinan mutlak bahwa Allah akan menanggapi doa-doa mereka dengan baik (Yoh. 14: 13, 14). Meskipun mereka terus berada di dunia, diserang oleh kekuatan jahat, harapan mereka kuat. Mereka tahu bahwa Yesus telah naik untuk mempersiapkan tempat bagi mereka (Yoh. 14: 1–3). Mereka tahu bahwa Yesus adalah Kapten dari keselamatan mereka, dan bahwa Dia telah membuka jalan ke tanah air surgawi melalui darah-Nya.
Kenaikan Yesus ke surga adalah inti dari teologi Ibrani. Itu menandai awal pemerintahan Yesus dan awal pelayanan Imam Besar-Nya atas nama kita. Akhirnya, dan yang lebih penting, kenaikan Yesus menandai momen di mana perjanjian baru, yang menyediakan sarana yang melaluinya kita dapat mendekati Allah dengan keberanian oleh iman, telah diresmikan. Merupakan hak istimewa kita sekarang untuk mendekati Allah dengan percaya diri melalui Yesus dan jasa kebenaran-Nya.
Yesus Dihadapan Bapa
Minggu, 27 Februari 2022
Tuhan menginstruksikan Israel bahwa setiap laki-laki di antara mereka harus pergi tiga kali setiap tahun ke Yerusalem untuk “menghadap Tuhan” dengan membawa persembahan. Waktu yang ditentukan adalah pada hari raya Paskah [Roti Tidak Beragi], Hari Raya Tujuh Minggu [Pentakosta], dan Hari Raya Pondok Daun [Kel. 23:14-17, Ul. 16:16].
Ketiga hari raya ini adalah perayaan akan:
- Pembebasan Israel dari Mesir [Paskah].
- Panen jelai [Pentakosta].
- Kepedulian Tuhan bagi Israel selama persinggahan di padang gurun [Pondok Daun].
Yesus menggenapi dengan tepat akan makna hari raya-hari raya yang diperingati oleh Israel kuno.
- Dia mati pada hari persiapan Paskah pada jam kesembilan, saat di mana domba Paskah dikorbankan [Yoh. 19:14, Mat. 27:45-50].
- Yesus dibangkitkan pada hari ketiga dan naik ke surga untuk menerima kepastian bahwa pengorbanan-Nya telah diterima [Yoh. 20:17, 1 Kor. 15:20], ketika imam harus melambaikan berkas gandum yang matang sebagai buah sulung [Im. 23: 10-12].
- 40 hari kemudian Dia naik ke surga untuk duduk di sebelah kanan Allah dan meresmikan perjanjian baru pada Hari Pentakosta [Kisah Para Rasul 1, 2].
Menurut Ibrani 9:24, Yesus naik ke tempat kudus surgawi untuk menghadap Allah dengan pengorbanan yang lebih baik yaitu darah-Nya sendiri untuk kepentingan kita [Ibrani 9:23-24].
Kaum laki-laki Israel yg setiap thn datang ke Yerusalem pada 3 hari raya besar untuk menghadap hadirat Tuhan yaitu hari raya Paskah, Pantekosta dan Pondok Daun bertujuan untuk “melihat wajah Allah” [Mzm. 42:3]. Ini dimaksudkan untuk mengalami perkenanan Tuhan [Mzm. 17:15]. Ungkapan Ibrani untuk “mencari wajah Allah” berarti meminta bantuan Tuhan [2 Taw. 7:14, Mzm. 27:8, Mzm. 105:4]. Pengertian ini, dalam Ibrani adalah tentang kenaikan Yesus. Yesus naik kepada Tuhan dengan pengorbanan yang sempurna. Yesus naik ke surga juga sebagai perintis kita menuju hadirat Allah [Ibr. 6:19,20]. Dia telah membuat janji nyata bagi orang-orang percaya yang melakukan perjalanan untuk “mencari suatu tanah air,” merindukan “tanah air yang lebih baik” menanti-nantikan “kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah” [Ibr. 11:10,13-16].
Undangan Tuhan
Senin, 28 Februari 2022S
Rasul Paulus dalam Ibrani 12:18-21 mengingatkan org Ibrani akan pengalaman Israel saat berada di Gunung Sinai. Tuhan memanggil Israel untuk mendekat kepada-Nya, ini adalah sebuah undangan yg Istimewa untuk bertemu TUHAN. Kitab Keluaran 19 mencatat peristiwa tersebut dan bagaimana Musa memberikan petunjuk persiapan untuk menyambut undangan tersebut.
Apakah persiapan yang harus dilakukan Israel untuk bertemu dengan Tuhan?
- Mereka perlu menguduskan diri mereka sendiri terlebih dahulu, mrk harus mencuci pakaian mrk [Kel. 19: 10-15]. Mereka yang naik tanpa persiapan akan mati.
- Setelah mereka mempersiapkan diri selama dua hari, kemudian “apabila sangkakala berbunyi panjang” pada hari ketiga, Tuhan memerintahkan bahwa mereka “boleh mendaki gunung itu” [Kel. 19:13].
Apa tujuan Tuhan memanggil Israel untuk datang mendekat kepad-Nya, dan bagaimana respon orang Israel?
- Tuhan ingin mereka memiliki pengalaman yang Musa dan para pemimpin mrk akan miliki ketika mereka mendaki gunung dan “memandang Allah, lalu makan dan minum” di hadirat-Nya [Kel. 24: 9-11].
- Orang-orang Israel kemudian menyadari bahwa mereka telah melihat kemuliaan Tuhan dan adalah mungkin bagi Allah berbicara “dengan manusia dan manusia itu tetap hidup” [Ul. 5: 24].
- Kurang percaya membuat mereka tdk berani mendekat [Keluaran 20:18-21]. Bertahun-tahun kemudian Musa menjelaskan dalam kitab Ulangan: “kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung” [Ul. 5: 5]. Sebaliknya, mereka meminta Musa menjadi perantara mereka [Ul. 5: 25-27]
Manifestasi Tuhan dari kekudusan-Nya yang dinyatakan di Gunung Sinai mengajarkan :
- Semua orang harus belajar “takut”, atau menghormati Tuhan. “Takut akan Tuhan” menuntun pada kehidupan, hikmat, dan kehormatan [Ul. 4:10; Mzm. 111:10, Ams. 1:7, Ams. 9:10, Ams. 10: 27]
- Semua orang harus mengetahui bahwa Tuhan penuh belas kasihan dan pemurah [Kel. 34:4-8]
Pertanyaan renungan:
Ketika Tuhan mengundang anda untuk datang mendekat kepada-Nya: Persiapan apakah yg anda lakukan?Apakah anda memiliki keberanian untuk menghampiri-Nya, atau apakah yg membuat anda takut untuk mendekat kepada Tuhan?
Perlunya Tabir
Sealas, 1 Maret 2022
TABIR di bait suci bisa merujuk pada layar di pintu masuk ke tempat kudus [Kel. 36:37] atau tabir kedua bagian dalam yg memisahkan Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus [Kel. 26:31-35].
TABIR adalah pelindung bagi para imam saat mereka melayani dihadapan Tuhan yg suci.
Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus hanya boleh dimasuki oleh para imam yg bertugas dan imam besar pada waktu tertentu saja dgn mematuhi peraturan yg Tuhan telah tetapkan. Pelanggaran terhadap peraturan yang ditetapkan beresiko pada kematian seperti yg terjadi pada Nadab dan Abihu [Imamat 10:1-3, 16:1-2].
Posisi kemah suci berada di tengah-tengah perkemahan Israel sebagai lambang hadirat Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Tetapi saat Israel berdosa dgn menyembah anak lembuh emas, Tuhan berkata kpd musa bahwa Ia tdk akan menyertai mrk, jadi Musa memindahkan kemah itu ke luar perkemahan Israel agar mrk tdk dibinasakan oleh hadirat Tuhan [Kel. 33:3,7]. Namun, saat Musa menjadi perantara Israel dgn Tuhan, kemah suci itu dpt kembali ke tengah-tengah mrk dgn beberapa aturan yg dibuat agar Tuhan tetap menyertai mrk dan mrk tdk dibinasakan [Kel. 33:12-20].
Apa saja aturan yang Tuhan berikan?
- Orang Israel berkemah dalam urutan yang ketat yang menciptakan bujur sangkar berlubang di tengah, tempat kemah suci didirikan [Bil. 2].
- Orang Lewi berkemah di sekitar kemah suci untuk melindungi tempat kudus dan perabotannya [Bil. 1: 51, Bil. 3]. Org Lewi berfungsi semacam tabir manusia yang melindungi orang Israel agar mrk tdk binasa: Bil. 1:53,… “Tetapi orang Lewi haruslah berkemah di sekeliling Kemah Suci, tempat hukum Allah supaya umat Israel jangan kena murka; orang Lewi haruslah memelihara Kemah Suci, tempat hukum itu”.
Yesus, sebagai Imam Besar kita, juga telah menjadi tabir kita. Melalui inkarnasi-Nya, Tuhan memasang kemah-Nya di tengah-tengah kita dan memungkinkan kita untuk merenungkan kemuliaan-Nya [Yoh. 1:14-18]. Yesus memungkinkan Tuhan yang suci untuk tinggal di tengah-tengah kita, orang yang berdosa ini.
Jalan Baru dan Hidup Melalui Tabir
Rabu, 2 Maret 2022
Ibrani 10:19-20
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.
Apa yang dimaksud dengan jalan yg baru dan yang hidup melalui tabir? Ibr. 10:19-23
- Itu adalah perjanjian baru yang diresmikan oleh Yesus dengan pengorbanan dan kenaikan-Nya.
- Itu adalah perjanjian baru, yang telah memberikan pengampunan dosa dan telah meletakkan hukum di dalam hati kita, yang memungkinkan kita untuk mendekati Tuhan dengan keyakinan, bukan karena diri kita sendiri atau apapun yang telah kita lakukan, tetapi hanya karena apa yang Yesus telah lakukan untuk kita dengan memenuhi semua kewajiban perjanjian.
- Itu adalah perjanjian yg memiliki tujuan untuk menciptakan hubungan yang dekat antara Allah dan umat-Nya [Kel. 19:4-6].
- Itu adalah perjanjian baru yang menyiratkan pengukuhan pelayanan keimamatan Yesus atas nama kita di bait suci surgawi [Ibr. 5:1-10, Ibr. 7:1-8:13].
- Itu juga menjelaskan bahwa Kenaikan Yesus di hadapan Tuhan telah membuka era baru bagi umat Tuhan, di mana si penuduh yaitu Iblis telah dikalahkan, ia telah dibungkam [Yoh. 12:31, 16:11]. Sekarang Yesuslah yang menjadi perantara bagi kita dan melalui pengorbanan dan kesetiaan-Nya menuntut keselamatan bagi kita!
Ibrani 10:22
Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Mereka Akan Melihat Wajah-Nya
Kamis, 3 Maret 2022
Ibrani 12:22-24
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Rasul Paulus mengatakan bahwa orang percaya Ibrani meskipun masih berada di dalam dunia yang berdosa dan cemar ini, sesungguhnya mereka sudah ke Gunung Sion yaitu Yerusalem surgawi.
Bagaimana kita dapat mengerti apa yang Paulus nyatakan kepada orang percaya Ibrani ini dan bagaimana mereka sudah berada di Gunung Sion tersebut?
- Orang percaya sudah berada di Yerusalem surgawi MELALUI IMAN. Pengalaman orang percaya mengantisipasi masa depan. Jadi, Yerusalem surgawi adalah milik dari hal-hal yang “diharapkan” dan yang “tidak terlihat” tetapi tetap meyakinkan kita melalui iman [Ibr. 11: 1].
- Orang percaya sudah sampai ke Yerusalem surgawi MELALUI WAKIL KITA YESUS [Ef. 2:5-6, Kol. 3:1]. Dimensi historis kenaikan Yesus inilah yang memberikan kekuatan yang mendesak pada desakan Ibrani untuk berpegang teguh pada pengakuan kita [Ibr. 4:14, Ibr. 10:23]. Realitas kenaikan dan pelayanan Yesus di bait suci surgawi adalah “sauh yang kuat dan aman bagi jiwa” [Ibr. 6: 19], ini adalah jaminan bahwa janji-janji itu memiliki substansi dan layak untuk dipercaya [Ibr. 7:22].
Seperti halnya orang percaya Ibrani, kita sekarang ini juga hidup dalam dua kenyataan yaitu melalui iman dan melalui wakil kita yaitu Yesus yang ada di Yerusalem surgawi. Karena itu kita harus hidup sesuai dengan pengakuan iman kita, karena melalui Yesus, kita “telah mengecap karunia surgawi dan telah mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang” [Ibr. 6:4,5].
Akan tiba saatnya…
Kenaikan Yesus ke surga yang memenuhi tipologi dari dua pengembaraan tahunan Israel, Paskah dan Pentakosta. Menurut Ibrani dan kitab Wahyu, pengembaraan terakhir, Hari Raya Pondok Daun, masih harus digenapi. Saatnya akan tiba bahwa kita akan merayakannya bersama Yesus, saat kita berada di “kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah,” di tanah air surgawi [Ibr. 11: 10,13-16]. Kita tidak akan membangun pondok-pondok, tetapi pondok atau kemah Allah akan turun dari surga, dan kita akan hidup bersama Dia selamanya [Why. 7:15-17; Why. 21: 1-4; Why. 22:1-5; Bil. 6:24-26]. Pada akhirnya, kita akan memandang wajah-Nya.
Kesimpulan Pelajaran Sekolah Sabat
- Yesus naik ke tempat kudus surgawi untuk menghadap Allah dengan pengorbanan yang terbaik yaitu darah-Nya sendiri untuk kepentingan kita.
- Semua orang harus belajar “takut“ dan menghormati Tuhan karena Tuhan penuh belas kasihan dan pemurah.
- Yesus, sebagai Imam Besar kita, juga telah menjadi tabir kita, sehingga memungkinkan Tuhan yang suci untuk tinggal di tengah-tengah kita, orang yang berdosa ini.
- Yesuslah yang menjadi perantara bagi kita dan melalui pengorbanan dan kesetiaan-Nya menuntut keselamatan bagi kita!
- Saat ini, kita hidup melalui iman dan melalui wakil kita yaitu Yesus yang ada di Yerusalem surgawi, sehingga kita harus hidup sesuai dengan pengakuan iman kita kepada-Nya.
1 thought on “Yesus Membuka Jalan Melalui Tabir”