
Kejadian 39:4-6
39:4 maka Yusuf mendapat kasih tuannya, dan ia boleh melayani dia; kepada Yusuf diberikannya kuasa atas rumahnya dan segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf.
39:5 Sejak ia memberikan kuasa dalam rumahnya dan atas segala miliknya kepada Yusuf, TUHAN memberkati rumah orang Mesir itu karena Yusuf, sehingga berkat TUHAN ada atas segala miliknya, baik yang di rumah maupun yang di ladang.
39:6 Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
A. Potifar melihat bahwa tangan Allah menyertai kehidupan Yusuf, ay. 3
Kejadian 39:3
39:3 Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,
Potifar tahu ada sesuatu yang istimewa tentang budak Ibrani ini. Saat ia melihat Yusuf bekerja, dan saat ia melihat hasil pekerjaannya, Potifar melihat bahwa segala sesuatu yang disentuh Yusuf berubah menjadi emas.
Potifar mengangkat Yusuf dan menjadikannya pengawas seluruh rumah tangganya. Yusuf mengendalikan segala sesuatu yang terjadi di rumah Potifar dan dalam kepentingan urusannya. Potifar belajar bahwa ia dapat memercayai Yusuf untuk melakukan hal yang benar. Ia menemukan bahwa Yusuf adalah seorang yang pekerja keras dan berintegritas. Ia adalah seorang pekerja yang melakukan pekerjaan terbaik yang dapat ia lakukan untuk tuannya. Yusuf melayani Potifar seperti ia melayani Tuhan!
Ada hal yang perlu kita renungkan bersama, Kita semua bertanggung jawab kepada seseorang! Siapa pun orang atau kelompok orang itu, kita harus memberikan yang terbaik kepada mereka setiap saat. Itu berarti memberikan delapan jam kerja yang untuh sebagai pekerja yang umum (kecuali ada lembur). Itu berarti melakukan apa yang mereka perintahkan tanpa mengeluh dan tanpa sikap. Itu berarti melayani atasan Anda seperti Anda melayani Tuhan, Ef. 6:5-9; Kol. 3:22-4:1. Itu berarti bekerja dengan tekun dan berintegritas untuk kemuliaan Tuhan.
B. Yusuf terus naik ke puncak.
Terlepas dari situasi yang dihadapinya, ia berjalan dengan integritas, berusaha memuliakan Allahnya, dan itu terlihat dalam hidupnya.
Bahkan Potifar, orang Mesir yang hidup dengan budaya penyembahan berhala, melihat sesuatu yang berbeda dalam kehidupan Yusuf. Yusuf tidak perlu meniup terompetnya dan memberi tahu Potifar bahwa ia adalah orang percaya yang hebat. Kehidupan yang dijalaninya menyatakan kemuliaan Allahnya dan Potifar melihat sendiri pengaruh Allah dalam kehidupan Yusuf! Sentuhan Allah dalam hidup Yusuf membuka pintu bagi Yusuf untuk membagikan imannya kepada Potifar.
Aplikasi :
Hal yang sama seharusnya berlaku bagi kita masing-masing! Kehidupan yang kita jalani seharusnya sangat berbeda dari dunia di sekitar kita sehingga tanda perkenanan Allah akan terlihat jelas, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16.
D. Yusuf menjalani hidup yang saleh.
Yusuf memuliakan Tuhan dan Tuhan mengangkatnya serta menggunakannya dengan cara yang dahsyat. Tuhan akan melakukan hal yang sama dalam hidup kita. Jika Ia dapat memercayai kita dengan tugas-tugas yang Ia berikan kepada kita, Ia akan mempercayakan kita dengan hal-hal yang lebih besar di kemudian hari. “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Lukas 16:10.
Ketika kita berkembang di tempat kita berada dan ketika kita melayani Tuhan dengan tekun dan berintegritas, Ia akan membuka jalan pelayanan baru bagi kita. Ia akan menggunakan kita ketika kita berada di tempat dimana kita menjadi berkat!
Tuhan menggunakan kesedihan hidup Yusuf untuk membentuknya menjadi pria yang Tuhan inginkan. Pencobaan yang dihadapi Yusuf, dan pencobaan yang kita hadapi, tidak pernah mudah. Namun, pencobaan itu mengajarkan kita untuk bergantung pada Tuhan. Pencobaan kita membantu kita untuk mempertahankan hati yang lembut dan penuh belas kasih. Pencobaan kita mengajarkan kita nilai dari air mata. Pencobaan kita membuat kita berguna bagi Tuhan. Kita seharusnya tidak pernah berusaha menghindari pencobaan hidup. Dengan menghindari pencobaan kita, kita juga menghindari berkat Tuhan yang terbaik dalam hidup ini.
A.W. Tozer pernah berkata, “Sangat diragukan bahwa Tuhan pernah menggunakan seseorang dengan luar biasa tanpa terlebih dahulu menyakiti mereka dengan dalam.”
Tidak peduli seberapa sulit jalan hidup yang harus ditempuh, jika jika kita di dalam Tuhan kita memperoleh jaminan keselamatan, hal yang sama yang dikatakan tentang Yusuf juga berlaku bagi kita : “Dan Tuhan menyertainya.” Kita tidak menghadapi pencobaan kita sendirian. Kita tidak berjalan melalui lembah kita sendirian. Setiap langkah yang kita ambil, kita berada di jalur pemeliharaan Allah dan Dia sedang berupaya melindungi kita, memakmurkan kita, dan menggunakan kita untuk kemuliaan-Nya!
Tuhan Memberkati