
Kejaidian 37:13-17
37:13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Sahut Yusuf: “Ya bapa.”
37:14 Kata Israel kepadanya: “Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku.” Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem.
37:15 Ketika Yusuf berjalan ke sana ke mari di padang, bertemulah ia dengan seorang laki-laki, yang bertanya kepadanya: “Apakah yang kaucari?”
37:16 Sahutnya: “Aku mencari saudara-saudaraku. Tolonglah katakan kepadaku di mana mereka menggembalakan kambing domba?”
37:17 Lalu kata orang itu: “Mereka telah berangkat dari sini, sebab telah kudengar mereka berkata: Marilah kita pergi ke Dotan.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu dan didapatinyalah mereka di Dotan.
Yusuf melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya – Tanpa diragukan lagi Yusuf menerima tugas ayahnya dan pergi mencari saudara-saudaranya. Ia tahu risikonya, tetapi ketaatan pada perintah ayahnya adalah prioritas utamanya. Kejadian 37:13
Dalam hal ini Yusuf adalah gambaran Yesus. Ketika Yesus datang ke dunia ini, Ia diutus oleh Bapa-Nya, tetapi Ia datang dengan sukarela. Yesus tidak harus dipaksa untuk datang ke dunia ini untuk mati bagi orang berdosa. Ia datang karena itu adalah kehendak Bapa-Nya yang telah ditetapkan sebelumnya dan misi yang di embannya adalah mutlak.
Hidup kita seharusnya ditandai dengan tingkat ketaatan yang sama. Ketika Allah berbicara, kita harus menanggapi dengan rendah hati dan segera untuk melaksanakan kehendak-Nya. Tidak ada yang menunjukkan kasih kita kepada Yesus lebih dari ketaatan kita yang sukarela terhadap kehendak-Nya, 1 Yohanes 5:2-3.
Yang menarik dari kisah ini adalah Yakub dan Yusuf tidak tahu bahwa perintah ini akan membawa perpisahan mereka dalam waktu yang cukup lama, itu tidak hanya terjadi selama beberapa hari, tetapi selama dua puluh tahun. Adalah karena belas kasihan Tuhan yang besar bahwa masa depan disembunyikan dari mereka dan dari kita! Kita harus tetap memuji Tuhan karena kita tidak tahu masa depan, hanya Tuhan yang tahu masa depan. Bayangkan seandainya kita tahu masa depan kemudian di masa depan itu kita akan mengalami kehidupan yang penuh penderitaan, apa yang kita rasakan hari ini?
Yusuf tetap setia dalam tugasnya – Saat Yusuf tiba di Sikhem, ia tidak menemukan saudara-saudaranya di sana. Seorang pria memberi tahu dia bahwa saudara-saudaranya meninggalkan Sikhem dan pergi ke Dotan. Banyak orang mungkin menyimpulkan bahwa Yusuf telah memenuhi kewajibannya saat Yusuf tidak menemukan saudara-saudaranya di tempat yang diutus ayahnya yaitu pergi ke Sikhem. Banyak yang akan berbalik dan pulang. Tetapi tidak seperti Yusuf! Ayahnya ingin mengetahui kesejahteraan putra-putranya dan ia ingin kabar itu disampaikan kembali kepadanya. Yusuf ingin melaksanakan keinginan ayahnya, bahkan jika itu berarti melampaui perintah semula. Yusuf tidak berhenti di Sikhem, ia lanjut ke Dotan sampai menemukan saudara-saudaranya.
Sekali lagi, Yusuf adalah gambaran Tuhan Yesus Kristus. Yesus datang ke dunia ini untuk mencari domba-domba Israel yang hilang. Ia mengejar mereka dengan kasih yang teguh, tetapi mereka menolak-Nya mentah-mentah. Ia terus mengejar mereka, dan akhirnya mati di kayu salib untuk membuka jalan keselamatan bagi semua orang yang datang kepada-Nya dengan iman. Yesus tidak gentar menghadapi penolakan dan kebencian manusia. Ia mengasihi orang berdosa dan mati untuk membebaskan mereka!
Kita seharusnya memiliki keinginan yang sama dalam hati kita sendiri. Tidak ada yang dapat menghalangi kita untuk melaksanakan kehendak Bapa bagi hidup kita. Terlepas dari biayanya, rasa sakit atau pertentangan, kita harus berusaha melayani-Nya dan menjadi seperti yang Dia inginkan saat menyelamatkan kita.
(Bersambung)
Tuhan Memberkati