
Naskah Alkitab : Kejadian 37:12-35
Pendahuluan:
Pernahkah Anda mengalami patah hati karena mimpi yang hancur? Semuanya sudah diatur! Anda yakin semuanya akan berjalan sesuai rencana, tetapi kemudian semuanya hancur berantakan.
Mungkin karena anak Anda tidak tumbuh sesuai dengan yang Anda bayangkan. Mungkin karena kemunduran finansial yang membuat hati Anda hancur. Mungkin karena pernikahan yang tidak berjalan sesuai dengan yang Anda impikan. Hidup, sering kali tampak seperti serangkaian mimpi yang hancur.
Ketika mimpi kita hancur, kita sering kali merasa hancur, bingung, dan kesal. Terkadang kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa Tuhan telah melupakan kita dan mimpi kita. Kita bahkan mungkin bertanya-tanya apakah Tuhan telah melupakan hal-hal yang Dia janjikan kepada kita dalam Firman-Nya.
Kita bertanya-tanya bagaimana perasaan Yusuf ketika peristiwa-peristiwa dalam bagian ini terjadi. Kita bertanya-tanya apakah dia mempertanyakan mimpi-mimpi yang telah Tuhan berikan kepadanya, Kej. 37:5-10. Tentu saja, ketika saudara-saudaranya merobek jubahnya, melemparkannya ke dalam lubang, mengabaikan permintaannya, dan menjualnya sebagai budak, Yusuf pasti merasa seolah-olah semua impiannya telah hancur berkeping-keping.
Mari kita membaca ayat-ayat ini hari ini. Ayat-ayat ini mengajarkan kita sesuatu, bahwa hidup terkadang terasa sangat tidak adil. Ayat-ayat ini mengajarkan kita bahwa mimpi-mimpi kita dapat diuji. Ayat-ayat ini mengajarkan kita bahwa hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita kira. Ayat-ayat ini memiliki banyak hal untuk disampaikan kepada kita hari ini.
Selain berbicara kepada kita tentang mimpi-mimpi kita, ayat-ayat ini juga berbicara kepada kita tentang sifat dosa yang kejam, ketika dosa dibiarkan berkuasa dalam hati dan kehidupan. Namun, pada akhirnya, ayat-ayat ini juga mengingatkan kita bahwa bahkan ketika mimpi-mimpi hidup kita hancur berkeping-keping, Tuhan tetap memegang kendali!
Jadi, hari ini, mari kita baca ayat-ayat ini dan pahami kebenaran yang telah Tuhan tempatkan di sini.
PERMINTAAN YAKUB
Kejadian 37:12-14
37:12 Pada suatu kali pergilah saudara-saudaranya menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem.
37:13 Lalu Israel berkata kepada Yusuf: “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Sahut Yusuf: “Ya bapa.”
37:14 Kata Israel kepadanya: “Pergilah engkau melihat apakah baik keadaan saudara-saudaramu dan keadaan kambing domba; dan bawalah kabar tentang itu kepadaku.” Lalu Yakub menyuruh dia dari lembah Hebron, dan Yusuf pun sampailah ke Sikhem.
A. Perintah Yakub – Yakub ingin Yusuf pergi dan memeriksa keamanan atau keadaan dari saudara-saudaranya. Mereka pergi, jauh dari keluarga, untuk menggembalakan domba milik ayah mereka. Ada beberapa alasan mengapa Yakub khawatir tentang anak-anaknya.
- Mereka berada di Sikhem. Di sinilah Simeon dan Lewi telah membunuh seluruh desa untuk membalas pemerkosaan saudara perempuan mereka, Dina, Kej. 34:1-31. Pasti ada kemarahan di wilayah itu dan Yakub khawatir akan keselamatan mereka
- Anak-anaknya telah membuktikan bahwa mereka tidak dapat dipercaya. Yusuf telah harus menyampaikan kepada ayahnya sebuah “laporan jahat” mengenai beberapa saudaranya ketika mereka bertugas sebagai gembala. Yakub mungkin bertanya-tanya kejahatan apa yang telah mereka lakukan sekarang.
Yakub mengutus Yusuf karena ia dapat dipercaya untuk melakukan hal yang benar dan mengatakan kebenaran kepada ayahnya.
B. Kebingungan Yakub – Jelaslah Yakub tidak peduli dengan semua yang terjadi dalam keluarganya sendiri. Yakub tampaknya adalah seorang ayah yang sibuk dengan hal-hal lain selain kebutuhan keluarganya. Jika Yakub peka dan memperhatikan, harusnya ia tahu bahwa kakak-kakak Yusuf membencinya. Yakub tahu bahwa kebencian mereka telah bertumbuh dan telah mencapai titik di mana mereka bahkan tidak berbicara kepada Yusuf dengan cara yang baik, ay. 4.
Yakub tidak peduli dengan keluarganya atau ia meremehkan besarnya masalah di rumahnya sendiri. Ia mungkin tahu apa yang terjadi tetapi percaya bahwa anak-anak laki-laki lainnya tidak akan menyakiti Yusuf. Walaupun pada akhirnya kita tahu, mereka tidak hanya menyakitinya, mereka juga berencana untuk membunuh Yusuf!
Jika ada pelajaran bagi kita di sini adalah : Orang tua harus memperhatikan dengan saksama apa yang terjadi dalam kehidupan anak-anak mereka. Kita perlu tahu siapa teman-teman mereka.
Alkitab mengatakan dengan jelas: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” 1 Kor. 15:33. Kita perlu tahu bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uang mereka. Kita perlu tahu apa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Kita perlu tahu apa yang mereka lihat di Internet. Kita perlu tahu apa yang mereka kirimi pesan teks di ponsel mereka. Kita berhak tahu!
Anak-anak akan menuntut privasi mereka, tetapi selama mereka tinggal di rumah kita, urusan mereka adalah urusan kita sebagai orang tua. Orang tua yang pasif akan membayar harga yang mahal karena membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang mereka inginkan.
(Bersambung)
Tuhan Memberkati