
Kejadian 37:2
Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun — jadi masih muda — biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Salah satu hal paling mencolok yang membedakan Yusuf adalah kemurnian hidupnya.
Setiap kali kita melihat Yusuf, ia melakukan hal yang benar. Hal ini membuatnya sangat berbeda dari saudara-saudaranya. Kemurnian, integritas, dan keinginan untuk melakukan hal yang benar setiap saat menandai kehidupan Yusuf.
Ayat 2 membawa kita berhadapan langsung dengan hati yang suci yang berdetak di dalam dada Yusuf. Kita diberi tahu bahwa Yusuf sedang menggembalakan domba ayahnya bersama saudara-saudara tirinya, putra-putra Bilha dan Zilpa. Kita mungkin ingat bahwa Bilha adalah hamba perempuan Rahel dan Zilpa adalah hamba perempuan Lea. Kedua wanita ini telah diberikan kepada Yakub oleh istri-istrinya dan ia telah menjadi ayah bagi dua orang anak dari masing-masing istri. Putra-putra Bilha adalah Dan dan Naftali. Putra-putra Zilpa adalah Gad dan Asyer.
Saat kita membaca kisah tersebut, kita akan mendapat kesan bahwa ini adalah pertama kalinya Yusuf diutus untuk bekerja bersama orang-orang ini. Apa yang ia lihat mereka lakukan pasti sangat mengejutkannya. Ini mungkin merupakan pertama kalinya Yusuf melihat sifat keji saudara-saudaranya.
Saudara-saudara Yusuf adalah sekelompok orang jahat. Di antaranya, mereka bersalah atas pembunuhan (Kej. 34:25); kebencian (Kej. 37:4); iri hati (Kej. 37:11); memperbudak saudara mereka (Kej. 37:28); berbohong (Kej. 37:31-33); dan amoralitas (Kej. 38:12-18).
Apa pun yang dilakukan orang-orang ini, Yusuf sangat terkejut sehingga ia datang dan memberi tahu Yakub. Peristiwa ini pasti menimbulkan masalah antara Yusuf dan saudara-saudaranya yang lain. Mungkin itu adalah persemaian benih yang menjadi akar kepahitan di hati saudara-saudaranya.
Beberapa penulis menuduh Yusuf sebagai tukang fitnah.
Mereka percaya bahwa Yusuf menimbulkan kebencian dari saudara-saudaranya karena ia bertindak seperti “anak baik”. Kenyataannya, Yusuf menunjukkan integritas yang mutlak ketika menyampaikan laporan jahat tentang saudara-saudaranya kepada ayahnya.
Yusuf memiliki tanggung jawab kepada ayahnya. Apa pun yang dilakukan saudara-saudaranya, itu menyangkut kawanan ternak Yakub. Jadi, itu menyangkut nama baiknya di daerah itu. Ia perlu tahu apa yang sedang terjadi dengan anak-anaknya. Yusuf melakukan hal yang benar ketika ia mendatangi Yakub dan menceritakan kepadanya tentang perbuatan jahat saudara-saudaranya.
Ada beberapa pelajaran dalam ayat ini yang perlu kita renungkan hari ini.
Setiap kehidupan kita harus ditandai dengan kemurnian. Allah yang kita sembah adalah Allah yang kudus dan Ia mengharapkan umat-Nya menjadi umat yang kudus, 1 Pet. 1:16; 2 Kor. 6:17. Ia ingin kita berdiri terpisah dari dunia ini dan jalan-jalannya yang jahat. Ia ingin kita menjadi berbeda. Kita harus berbeda dalam cara kita bertindak, berbicara, berpikir, hidup, dan sebagainya. Kemurnian harus menjadi ciri kualitas kehidupan kita!
Memang tidak mudah, tetapi kita harus selalu berusaha melakukan hal yang benar dalam setiap situasi. Hidup kita harus ditandai dengan integritas. Ada banyak orang yang bersedia melakukan hal yang salah, terutama jika itu membuat hidup mereka lebih mudah, tetapi kita harus selalu melakukan yang benar meskipun itu merugikan diri sendiri. Akan lebih mudah bagi Yusuf untuk menutupi apa yang dilakukan saudara-saudaranya. Akan lebih mudah lagi jika ia ikut berdosa bersama mereka. Namun, ia bertekad untuk melakukan hal yang benar, bahkan jika itu mengorbankan segalanya.
Sangat mudah untuk mengatakan “sedikit kebohongan putih” untuk menjaga agar hidup kita tidak memanas. Jangan lakukan itu! Katakan yang sebenarnya! Sangat mudah untuk berbuat curang sedikit di sana-sini untuk membuat segalanya lebih mudah bagi diri kita sendiri. Jangan lakukan itu! Selalu bersikap jujur dalam semua urusan kita. Sangat mudah untuk mengambil jalan pintas di sekolah dan di tempat kerja agar kita dapat diterima oleh orang banyak. Jangan lakukan itu! Lakukan hal yang benar dengan segala cara! Efesus 6:5-9.
Pelajaran lain yang berkaitan dengan penggunaan lidah yang tepat. Kita tidak boleh bersalah karena menjadi tukang gosip, Im. 19:16; Ams. 26:20-22.
Jika ada sesuatu yang harus kita sampaikan, pastikan Anda menyampaikannya kepada orang yang tepat. Yakub berhak mengetahui apa yang dilakukan anak-anaknya, jadi Yusuf hanya menyampaikannya kepada dia! Ia menyampaikannya kepada ayahnya dalam upaya menghentikan kejahatan. Seorang tukang gosip selalu menyampaikannya kepada orang yang salah. Mereka tidak berusaha menghentikan kejahatan, tetapi menyebarkannya!
Jika kita harus menyampaikan sesuatu, selalu sampaikan kebenaran. Itulah yang dilakukan Yusuf. Ia tidak melebih-lebihkan fakta; ia hanya menyampaikannya sebagaimana adanya. Tukang gosip suka menambah atau mengurangi detail sesuai dengan agenda mereka.
Tuhan Memberkati